Rabu, 16 Januari 2013

Hanbok, pakaian Tradisional Korea yang Unik dan Santun

Hanbok adalah pakain tradisional Korea Selatan atau Choson-ot untuk sebutan di Korea Utara. Hanbok pada umumnya memiliki warna yang cerah, dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Walaupun secara harfiah berarti “pakaian orang Korea”, hanbok pada saat ini mengacu pada ” pakaian gaya Dinasti Joseon” yang biasa dipakai secara formal atau semi-formal dalam perayaan atau festival tradisional, misalnya tahun baru seollal ( imlek ) atau perayaan chuseok. Bagian-bagian Hanbok : 1. Jeogori: ialah bagian atas dari hanbok ( baju ).Untuk hanbok laki-laki ukurannya lebih besar dan simple, sedangkan untuk wanita agak pendek dan ditandai garis lengkung dan dekorasi yang lembut. 2.Deong Jong : yaitu krah yang berwarna yang berwarna putih . 3. Otgoreum (Cloth Strings): adalah pita yang dipakai pada baju hambok untuk wanita, yang melintang hingga ke Rok ( chima ) 4. Chima : adalah rok pada bagian hanbok. Ada berbagai macam jenis chima, ada yang lapisan tunggal dan ada juga yang double. 5.Pattern: susunan gambar atau garis dan juga perpaduan warna. Masih banyak lagi istilah bagian pada hanbok, misalnya baerae ( pada lengan ), kket dong ( lengan ) dan lain sebagainya. Saya probadi suka banget sama pakaian tradisional korea ini,disamping desainnya yg unik juga sangat sopan dan santun, so kalo dipake buat para muslimah pun tetap enak dilihat.

Minggu, 20 Mei 2012

Allah terkadang ngasih kita nikmat dalam bentuk yg lain.Kehilangan,rasa sakit,musibahpun merupakan bagian dari nikmat yg Allah berikan. Namun terkadang kita manusia lupa,ukuran nikmat bagi kita hanyalah disaat kita merasakan kesenangan atau kebahagiaan. Sebagai muslim yg yakin akan luasnya kasih sayang Allah kepada hambaNYA, kita semestinya bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian yg menimpa diri kita, demikian pula dengan kesulitan yg kita hadapi. Bukankah janji Allah pasti: Dalam surat Alam Nasyroh, Allah berfirman, فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5) Ayat ini pun diulang setelah itu, إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6). Semoga kita semua semakin menjadi hamba yang bersyukur atas segala nikmat yg Allah berikan,bahkan ketika Allah mengirimkan nikmat-nikmat itu dalam bentuk yang tidak kita inginkan. Yakinlah Allah Maha Tahu yang terbaik bagi hambaNYA.Wallahu 'Alam Bisshowab:)

Senin, 23 Agustus 2010

Gelarmu HarimauMu!!!

Terkadang kita berpikir bahwa seseorang dengan gelar yang lengkap, pendidikan yang tinggi bahkan keluaran luar negeri pula adalah seseorang yang sangat luar biasa, bagi masyarakat desa bahkan dianggap dewa yang selalu memiliki tindak tanduk yang terpuji.
Di atas kertas seharusnya memang seperti itu aturan mainnya, wajarlah karena seseorang yang menempuh pendidikan tinggi adalah orang yang terdidik, tapi apa semua mereka seperti itu?
Kenyataannya tidak, banyak kita lihat disekitar kita seorang sarjana yang sikapnya tidak sopan, sombong, angkuh,bla…bla…bla..,, bahkan seorang professor sekalipun terkadang ketika ia berbicara hanya membuat sakit hati orang yang mendengarnya. Miris memang, tapi seperti itulah keadaannya, Yang berbicara adalah realita, jelas bahwa gelar seseorang tidak menjamin kemuliaan tingkah lakunya.
Kalau boleh berspekulasi, bisa jadi mereka dengan gelar seabrek merasa bahwa dirinya hebat, yang lain bukan apa-apa, gaya sok ngebos, perintah sana perintah sini, teori sana teori sini. Meraka tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu bisa menyakiti hati orang lain. Gerah rasanya melihat tingkah mereka yang keterlaluan, tidak jarang bahkan mereka pun adalah figure pendidik, wah..wah…apa kata dunia!!!
Padahal kan di mata Tuhan kita semua sama, yang membedakan hambanya satu sama lain itu hanya derajat ketaqwaan bukan derajat pendidikan seseorang. Ada seorang Doktor yang sangat arogan terhadap mahasiswanya misalnya, ketika diprotes ia pun berdalih dengan mengatakan, saya kan Doktor. Loh,,,So What????
Lantas dimana toleransi yang selama ini di agung-agungkan oleh mereka para akademisi???yah, tidak semua sarjana seperti itu sih, tapi ibarat setetes pewarna yang dimasukkan ke air di dalam gelas, pasti airnya akan berubah meskipun hanya sedikit. Masyarakat awan yang tingkat pendidikannya rendah akan menyangka bahwa memang seperti itu karakter seorang dengan gelar yang tinggi, bahkan ada yang pernah nyeletuk “ Mentang-mentang Sarjana “.
Harusnya kita sadar dan kembali ke esensi pendidikan itu sendiri, bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menciptakan manusia yang cerdas, bermoral dan barguna bagi bangsa dan Negara. Nah para sarjana, tunjukkan bahwa kalian adalah generasi terbaik negeri ini!!!



Kacci-kacci, 1 Agustus 2010
06.00 WITA

Kamis, 26 November 2009

hepi iedul qurban!!!


thankz god,,
hari ini....
masih bs menikmati indahnya iedul qurban...
nikmat allah yang begitu tak terhingga


maka nikmat tuhan manakah yang kamu dustakan???
*qoeran Ar Rahman